Selasa, 01 Maret 2011

CONTOH NARASI SUGESTIF DAN EKSPOSITORIS

Contoh narasi sugestif :
-
Patih Pranggulang menghunus pedangnya. Dengan cepat ia
mengayunkan pedang itu ke tubuh Tunjungsekar. Tapi aneh, sebelum
mengenai tubuh Tunjungsekar. Tapi aneh, sebelum mengenai tubuh
Tunjungsekar, pedang itu jatuh ke tanah. Patih Pranggulang memungut
pedang itu dan membacokkan lagi ke tubuh Tunjungsekar. Tiga kali Patih
Pranggulang melakukan hal itu. Akan tetapi, semuanya gagal.
-
Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang
menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak.
Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba
memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa. Wangi kayu cadar yang
terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi
yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah
ayu di hadapanku, akankah kurindui juga? Ada yang berdegup keras di
dalam dada, namun kuusahakan untuk menepiskannya. Jangan, Bowo,
sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu terbagi. Ingatlah Ratri, dia tengah
menunggu kepulanganmu dengan segenap cintanya.


Contoh narasi ekspositoris :
-
Siang itu, Sabtu pekan lalu, Ramin bermain bagus. Mula-mula ia
menyodorkan sebuah kontramelodi yang hebat, lalu bergantian dengan
klarinet, meniupkan garis melodi utamanya. Ramin dan tujuh kawannya
berbaris seperti serdadu masuk ke tangsi, mengiringi Ahmad, mempelai pria
yang akan menyunting Mulyati, gadis yang rumahnya di Perumahan
Kampung Meruyung. Mereka membawakan lagu “Mars Jalan” yang dirasa
tepat untuk mengantar Ahmad, sang pengantin….
-
Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah
seorang nasionalis. Ia memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno
menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan karena
keberaniannya menentang penjajah. Soekarno mengucapkan pidato tentang
dasar-dasar Indonesia merdeka yang dinamakan Pancasila pada
sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945. Soekarno bersama Mohammad
Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan
diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan

pengertian karangan

MATERI PEMBELAJARAN

Pengertian Karangan
Karangan adalah sebuah tulisan yang teratur atau rentetan kalimat antara paragraf 1 dengan paragraf lainnya sehingga terbentuk dan memiliki kesatuan serta kepaduan dalamm kalimat karangan = wacana

Langkah-Langkah Mengarang
1. menetukan topik karangan
2. menyusun kerangka karangan
langkah-langkah menyusun kerangka karangan
• merumuskan tema
• mendaftar topik-topik
• mengevaluasi semua topik yang telah didaftar
• menentukan pola susunan yang baik

3. mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan
4. menetukan judul yang tepat

Macam-Macam Mengarang
1. karangan / wacana naratif
2. karangan / wacana deskriptif
3. karangan / wacana argumentasi
4. karangan / wacana eksposisi
5. karangan / wacana persuasi

Pengertian Naratif
Naratif adalah karangan yang berbentuk atau berisikan kisahan atau cerita atas kumpulan yang disusun secara kronologis sehingga menjadi suatu rangkaian peristiwa atau kejadian

Ciri-Ciri Naratif
1. adanya unsur perbuatan atau tindakan
2. adanya unsur rangakaian waktu dan informatif
3. adanya sudut pandang penulis
4. terdapat tokoh, kejadian, konflik, alur
5. dan latar yang terdiri dari latar waktu, tempat serta suasana

Macam-Macam Wacana Naratif
1. naratif ekspositoris adalah karangan narasi yang bertujuan menggugah pikiran pemabca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Dengan demikian, pembaca dapat memperoleh pengetahuan yang luas mengenai apa yang dibacanya.
Contoh : cerita pengalaman, biografi, (riwayat seseorang), autobiografi (riwayat hidup seseorang)
2. naratif sugestif atau imajinatif adalah karangan narasi yang berusaha memberikan makna pada perstiwa atau kejadian itu sebagai suatu pengalaman dan lebih cenderung menggunakan bahasa konotatif untuk memberikan kesan imajinasi.
Contoh : cerpen, novel atau dongeng.


Perbedaan Naratif Ekspositoris Dan Naratif Sugestif Atau Imajinatif
Narasi ekspositoris
1. memperluas pengetahuan
2. menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian
3. didasarkan pada penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional
4. bahasanya lebih condong kebahasa informatif dengan titik berat pada penggunaan kata-kata denotatif Narasi sugestif atau imajinatif
1. menyapaikan sautu makna atau suatu amanat yang tersirat
2. menimbulkan daya khayal
3. penalaran hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan makan, sehingga kalau perlu penalaran dapat dilanggar
4. bahasanya lebih condong kebahasa figuratif dengan menitikberatkan penggunaan kata-kata konotatif

Struktur Naratif
1. bagian pendahuluan
bagian pendahuluan berisi uraian singkat yang bermaksud mengantarkan pembaca keinti pembicaraan. Bagian ini disampaikan secara singkat dan menarik. Dengna membaca pendahuluan pembaca telah dapat memperkirakan inti karangan. Bagian pendahuluan tidak terlalu panjang.
2. bagian inti.
Bagian inti, penulis dapat menguaraikan secara detail / rinci pada bagian inti. Inti karangan disampaikan sejelas-jelasnya sesuai dengan maksud dan tujuan menulis karangan.
3. bagian penutup
pada bagian penutup, pengarang menyampaikan kembali inti karangan dalam bentuk simpulan, harapan, imbauan, ataupun anjuran.

Selasa, 28 Desember 2010

CONTOH MODEL KTSP

KURIKULUM
SDN GUNONGSEKAR I Tahun Ajaran 2007/2008

































Sekolah Dasar Negeri Gunongsekar 1
Jalan: Wijaya Kusuma No. 1, Sampang 69213
Telp. (0323) 322476

KTSP SDN Gunongsekar I, Sampang, Madura, JATIM



LEMBAR PENGESAHAN



Kepala Sekolah Dasar Negeri Gunongsekar I







telah mengesahkan dan memberlakukan Kurikulum SDN Gunongsekar 1

Tahun Ajaran 2007/2008



Disahkan di : Sampang

Pada tanggal : 3 Oktober 2007





KEPALA SEKOLAH,





H. RATNAWAN LUKITO, S.Pd M.Pd

NIP 131 046 165






KEPALA CABANG DINAS P DAN K

KECAMATAN SAMPANG





Dra. YAYUK SRIWAHYUNI

NIP 131 196 554

KOMITE SEKOLAH,







Drs. H. MOH. RUSLAN, MM




















Model Kurikulum SDN Gunongsekar I Tahun Ajaran 2007/2008 i

KTSP SDN Gunongsekar I, Sampang, Madura, JATIM



TIM PENYUSUN




Ketua
:
H. RATNAWAN LUKITO, S.Pd M.Pd
Kepala Sekolah

Sekretaris
:
ROHMADI, S.Pd
Guru












Anggota











:
1. Drs. MOH. RUSLAN, MM
2. SRI ASMOYOWATI HAMZA
3. SUWANTARI
4. Hj. MUTINI
5. MOH. WARDI
6. Dra. Hj. SRI ASTUTIK R.
7. MOH. MADLUB
8. SITI AISYAH
9. Dra. FITRI ASTUTI
10. ST. RISMIATUN, S.Pd
11. RAHMAD ARYANTO, SE S.Pd
12. AKH. TOHA MASYADI
13. NASRULLOH, S.Pd
14. ACH. SYAIFUDDIN
15. MOH. SYAFEK
16. HAMIDA RAHMAWATI
Ketua Komite
Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru



Nara Sumber


:

1. SUPANDI
2. M. DAIE, S.Pd
3. MOH. SYUKUR, S.Ag
(Pengawas TK/SD Wilker I)
(Pengawas Penjas)
(Pengawas PAI)


























Model Kurikulum SDN Gunongsekar I Tahun Ajaran 2007/2008 ii

KTSP SDN Gunongsekar I, Sampang, Madura, JATIM



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat, inayah dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita masih bisa melaksanakan tugas dengan baik dalam menyusun KTSP untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Penyusunan Kurikulum Sekolah Dasar Negeri Gunongsekar I Sampang dikoordinasi dan disupervisi oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sampang. Untuk itu kami sampaikan terima kasih kepada :

1. Tim Bimbingan Teknis Pengembangan KTSP Pendidikan Dasar, Pusat Kurikulum, Balitbang, Depdiknas, Jakarta.

2. Tim Advokasi Pengembangan KTSP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Sampang yang telah membimbing dan mengarahkan kami sehingga KTSP ini dapat diselesaikan
3. Kepala Cabang Dinas Kecamatan Sampang yang telah mendukung dan membantu kelancaran selama penyusunan KTSP.
4. Pengawas TK/SD yang telah membimbing dan mengarahkan penyusunan KTSP
ini sehingga dapat berjalan dengan lancar
5. Komite sekolah yang telah mendukung dan menyetujui penyusunan KTSP.

Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Dasar Negeri Gunongsekar I Sampang masih jauh dari kesempurnaan, karena itu kami memerlukan binaan, bimbingan, serta masukan dari berbagai pihak.








Tim Penyusun



























Model Kurikulum SDN Gunongsekar I Tahun Ajaran 2007/2008 iii

KTSP SDN Gunongsekar I, Sampang, Madura, JATIM



DAFTAR ISI





Lembar Pengesahan .............................................................................................. i Tim Penyusun ....................................................................................................... ii Kata Pengantar ...................................................................................................... iii Daftar Isi ............................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Landasan ....................................................................................... 2
C. Tujuan Penyusunan KTSP............................................................. 2
D. Prinsip Pengembangan KTSP ....................................................... 2



BAB II VISI, MISI dan TUJUAN SEKOLAH................................................ 5
A. Visi ................................................................................................ 5
B. Misi................................................................................................ 5
C. Tujuan Sekolah .............................................................................. 5



BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM .................................. 6
A. Struktur Kurikulum ....................................................................... 6
B. Muatan Kurikulum ........................................................................ 6



BAB IV KALENDER PENDIDIKAN.............................................................. 21



BAB V PENUTUP........................................................................................... 25



LAMPIRAN

1. Contoh Silabus (Dokumen terpisah)

2. Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) – Dokumen terpisah













Model Kurikulum SDN Gunongsekar I Tahun Ajaran 2007/2008 iv

KTSP SDN Gunongsekar I, Sampang, Madura, JATIM



BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peralihan sistim pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi telah menjadikan perubahan paradigma berbagai unsur penyelenggaraan pemerintahan, termasuk pendidikan. Hal ini telah mendorong adanya perubahan dari berbagai aspek pendidikan termasuk kurikulum. Dalam kaitan ini kurikulum sekolah dasar pun menjadi perhatian dan pemikiran-pemikiran baru sehingga mengalami perubahan- perubahan kebijakan.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan Undang- Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 Ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Atas dasar pemikiran itu maka dikembangkanlah apa yang dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Dengan demikian guru diharapkan menjadi lebih mengenal dengan baik dan lebih merasa memiliki kurikulum tersebut. Penyempurnaan kurikulum yang berkelanjutan merupakan keharusan agar kurikulum selalu sesuai dengan tuntutan kebutuhan.


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diharapkan mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan yang pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. KTSP dengan demikian merupakan acuan bagi perwujudan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi.


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SDN Gunongsekar I, Kecamatan Sampang, dikembangkan sebagai perwujudan dari kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum ini disusun oleh satu tim penyusun yang terdiri atas unsur sekolah dan komite sekolah di bawah koordinasi dan supervisi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang serta dengan bimbingan nara sumber dari Tim Bimbingan Teknis Pengembangan KTSP Pendidikan Dasar, Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, Jakarta.

KTSP ini merupakan sebuah dokumen yang akan diimplementasikan sebagai panduan proses pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas. Pembelajaran hendaknya berlangsung secara efektif dan efisien yang mampu membangkitkan aktivitas dan kreativitas peserta didik. Dalam hal ini para pelaksana kurikulum dituntut untuk melaksanakannya sesuai dengan karakteristik daerah Kabupaten Sampang sebagai daerah industri dan wisata. Para pendidik juga hendaknya mampu menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan bagi peserta didik.







Model Kurikulum SDN Gunongsekar I Tahun Ajaran 2007/2008 1

KTSP SDN Gunongsekar I, Sampang, Madura, JATIM



B. Landasan Penyusunan KTSP
1. UU. No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
1.1 Pasal 36 ayat 2

“Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.”

1.2 Pasal 38 ayat 2:

“Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.”

2. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional, Pasal 17 ayat 1 :

“Kurikulum tingkat satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik.”

3. Permen Diknas No. 6 tahun 2007 : Perubahan Permen no. 24 tahun 2006, yang berbunyi :
“ Satuan pendidikan dapat mengadopsi atau mengadaptasi model kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menegah yang disusun oleh Badan Penellitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional bersama dengan unit terkait. “


C. Tujuan Penyusunan KTSP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Dasar Negeri
Gunongsekar I Kecamatan Sampang disusun dengan tujuan :
- Sebagai acuan dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah;
- Menjadikan kurikulum lebih sesuai dengan kebutuhan setempat;
- Menciptakan suasana pembelajaran di sekolah yang bersifat mendidik, mencerdaskan dan mengembangkan kreativitas anak.
- Menciptakan pembelajaran yang efektif, demokratis, menantang, menyenangkan, dan mengasyikkan.

D. Prinsip Pengembangan KTSP

KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP .



Model Kurikulum SDN Gunongsekar I Tahun Ajaran 2007/2008 2

KTSP SDN Gunongsekar I, Sampang, Madura, JATIM



KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.


2. Beragam dan terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku,

budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.


3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.


4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.


5. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.













Model Kurikulum SDN Gunongsekar I Tahun Ajaran 2007/2008 3

KTSP SDN Gunongsekar I, Sampang, Madura, JATIM



6. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.


7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).




















































Model Kurikulum SDN Gunongsekar I Tahun Ajaran 2007/2008 4

KTSP SDN Gunongsekar I, Sampang, Madura, JATIM



BAB II
VISI, MISI dan TUJUAN SEKOLAH

A. Visi
Berdasarkan visi Pemerintah Daerah Kabupaten Sampang yaitu “ ……………..” serta mengacu pada visi Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang “ ………” , maka visi SDN Gunongsekar I adalah :

“ Sekolah yang memiliki lingkungan bersih, indah, aman dan suasana belajar yang menyenangkan yang dapat mengembangkan bakat, minat dan potensi siswa secara maksimal selaras dengan daerah industri dan wisata”

B. Misi
Mengacu pada visi sekolah di atas, maka misi yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, indah, dan aman.
2. Menciptakan suasana sekolah yang ceria dan kondusif.
3. Menciptakan komunikasi yang efektif dan menyenangkan.
4. Menciptakan pembelajaran yang kreatif, menyenangkan dan berkualitas.
5. Mengembangkan bakat, minat, dan potensi siswa secara maksimal melalui kegiatan ekstrakurikuler.
6. Mengembangkan dan membiasakan perilaku disiplin warga sekolah .
7. Menjalin kerjasama dengan pihak-pihak terkait.

C. Tujuan Sekolah

Sejalan dengan Tujuan Pendidikan Dasar dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun
2005 yaitu meletakkan dasar kecerdasan , pengetahuan , kepribadian, akhlak mulia , serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut, maka tujuan yang ingin dicapai oleh SDN Gunongsekar I adalah sebagai berikut :

1. Halaman sekolah memiliki taman.
2. Dinding kelas sekolah diciptakan dengan warna yang indah dan mengandung unsur pembelajaran.
3. Semua masyarakat sekolah menciptakan suasana yang ramah dan kondusif
4. Seluruh kelas menerapkan pembelajaran PAKEM.
5. Di setiap kelas tersedia pohon ilmu dan sarapan ilmu.
6. Tingkat kekerasan di sekolah menurun.
7. Di setiap kelas tersedia fasilitas pembelajaran yang memadai.
8. Melaksanakan pengembangan diri siswa secara maksimal melalui kegiatan ekstra kurikuler sesuai karakteristik daerah industri dan wisata
















Model Kurikulum SDN Gunongsekar I Tahun Ajaran 2007/2008 5

KTSP SDN Gunongsekar I, Sampang, Madura, JATIM



BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM A. Struktur Kurikulum
STRUKTUR KURIKULUM SDN GUNONGSEKAR I SAMPANG


No
Komponen Alokasi Waktu
I II III IV, V, dan VI
A Mata Pelajaran
1 Pendidikan Agama 3
2 Pendidikan Kewarganegaraan 2
3 Bahasa Indonesia 6
4 Matematika 6
5 Ilmu Pengetahuan Alam 4
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 3
7 Seni Budaya dan Ketrampilan 4
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 4
B Muatan Lokal
a. Bahasa Madura 2
b. Bahasa Inggris 2
C Pengembangan diri 2*
Jumlah 28 29 32 36


* Ekuivalen 2 jam pelajaran

Keterangan :
ƒ 1 jam pelajaran alokasi waktu 35 menit
ƒ Kelas 1, 2, dan 3 pendekatan tematik, alokasi waktu pertama pelajaran 35 menit
ƒ Kelas 4, 5, dan 6 pendekatan mata pelajaran
ƒ Sekolah memasukkan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal dan global, yang merupakan bagian dari mata pelajaran yang diunggulkan dan sesuai karakteristik
daerah yaitu industri dan pariwisata

B. Muatan Kurikulum
1. Mata Pelajaran
a. Pendidikan Agama
1). Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk :

• Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.




Model Kurikulum SDN Gunongsekar I Tahun Ajaran 2007/2008 6

KTSP SDN Gunongsekar I, Sampang, Madura, JATIM



• Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.


¾ Ruang Lingkup

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
• Al-Qur’an dan Hadits
• Aqidah
• Akhlak
• Fiqih
• Tarikh dan Kebudayaan Islam


Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.

2). Pendidikan Agama Kristen bertujuan untuk :

Mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen (PAK ) adalah :

• Memperkenalkan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus dan karya-karya- Nya agar peserta didik bertumbuh iman percayanya dan meneladani Allah Tritunggal dalam hidupnya

• Menanamkan pemahaman tentang Allah dan karya-Nya kepada peserta didik, sehingga mampu memahami dan menghayatinya

• Menghasilkan manusia Indonesia yang mampu menghayati imannya secara bertanggungjawab serta berakhlak mulia di tengah masyarakat yang pluralistik.

¾ Ruang Lingkup

Ruang lingkup Pendidikan Agama Kristen meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1. Allah Tritunggal (Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus) dan karya-Nya

2. Nilai-nilai kristiani.



Pada jenjang pendidikan SD peserta didik diperkenalkan pada hakikat
Allah dan perspektif hubungan-Nya dengan manusia. Allah tidak berkarya
di dalam ruang kosong, tetapi berkomunikasi dengan manusia. Allah membina relasi dengan manusia melalui karya-Nya.








Model Kurikulum SDN Gunongsekar I Tahun Ajaran 2007/2008 7

KTSP SDN Gunongsekar I, Sampang, Madura, JATIM



b. Pendidikan Kewarganegaraan
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

• Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan

• Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi

• Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya

• Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

¾ Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek aspek sebagai berikut.

• Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan

• Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional

• Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM

• Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri , Persamaan kedudukan warga negara

• Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi

• Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi








Model Kurikulum SDN Gunongsekar I Tahun Ajaran 2007/2008 8

KTSP SDN Gunongsekar I, Sampang, Madura, JATIM



• Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka

• Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.


c. Bahasa Indonesia
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
• Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis
• Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara
• Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan
• Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial
• Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa
• Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

¾ Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

• Mendengarkan

• Berbicara

• Membaca

• Menulis.

d. Matematika
Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

• Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

• Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

• Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh




Model Kurikulum SDN Gunongsekar I Tahun Ajaran 2007/2008 9

KTSP SDN Gunongsekar I, Sampang, Madura, JATIM



• Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah

• Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

¾ Ruang Lingkup

Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek aspek sebagai berikut.

• Bilangan

• Geometri dan pengukuran

• Pengolahan data.

e. Ilmu Pengetahuan Alam
Mata pelajaran IPA bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

• Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya

• Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

• Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat

• Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan

• Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam

• Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan

• Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.


¾ Ruang Lingkup

Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut.

• Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan

• Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas

• Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana

• Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.





Model Kurikulum SDN Gunongsekar I Tahun Ajaran 2007/2008 10

KTSP SDN Gunongsekar I, Sampang, Madura, JATIM



f. Ilmu Pengetahuan Sosial
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

• Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya

• Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial

• Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan

• Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

¾ Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

• Manusia, Tempat, dan Lingkungan

• Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan

• Sistem Sosial dan Budaya

• Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.


g. Seni Budaya dan Ketrampilan
Mata pelajaran Seni Budaya dan Ketrampilan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
• Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan ketrampilan.
• Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan ketrampilan.
• Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan ketrampilan.
• Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan ketrampilan dalam tingkat lokal, regional, maupun global.

¾ Ruang Lingkup
Mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

• Seni rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan sebagainya

• Seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan alat musik, apresiasi karya musik

• Seni tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari

• Seni drama, mencakup keterampilan pementasan dengan memadukan seni musik, seni tari dan peran

• Keterampilan, mencakup segala aspek kecakapan hidup ( life skills ) yang meliputi keterampilan personal, keterampilan sosial, keterampilan vokasional dan keterampilan akademik.



Model Kurikulum SDN Gunongsekar I Tahun Ajaran 2007/2008 11

KTSP SDN Gunongsekar I, Sampang, Madura, JATIM




h. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

• Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani srta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.
• Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.
• Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
• Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai- nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.
• Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan demokrasi.
• Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
• Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.

¾ Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran Pendiidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

• Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya

• Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya

• Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya

• Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya

• Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya

• Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung

• Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari- hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.



Model Kurikulum SDN Gunongsekar I Tahun Ajaran 2007/2008 12

KTSP SDN Gunongsekar I, Sampang, Madura, JATIM



2. Muatan Lokal
a. Bahasa Madura
Mata pelajaran Bahasa Madura bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
• Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Madura.
• Meningkatkan kepekaan dan penghayatan terhadap karya sastra Madura.
• Memupuk tanggung jawab untuk melestarikan hasil kreasi budaya daerah sebagai salah satu unsur kebudayaan nasional
• Mengembangkan ketrampilan sesuai karakteristik daerah Madura sebagai daerah industri dan wisata

¾ Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Madura mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

• Mendengarkan

• Berbicara

• Membaca
• Menulis










































Model Kurikulum SDN Gunongsekar I Tahun Ajaran 2007/2008 13

KTSP SDN Gunongsekar I, Sampang, Madura, JATIM



( Contoh Format SK dan KD Mulok Bahasa Daerah Madura harus diisi oleh sekolah )



Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa Madura

Kelas IV Semester 1

Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar

• Mendengarkan

• Berbicara

• Membaca
• Menulis


b. Bahasa Inggris
Mata pelajaran Bahasa Inggris bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
• Mengenalkan bahasa inggris sebagai bahasa komunikasi internasional
• Membekali siswa untuk menghadapi tuntutan dalam rangka menyongsong era globalisasi sebagai daerah industri dan wisata.












Model Kurikulum SDN Gunongsekar I Tahun Ajaran 2007/2008 14

KTSP SDN Gunongsekar I, Sampang, Madura, JATIM



¾ Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris di SD/MI mencakup kemampuan berkomunikasi lisan secara terbatas dalam konteks sekolah, yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

• Listening

• Speaking

• Reading

• Writing

Keterampilan menulis dan membaca diarahkan untuk menunjang pembelajaran komunikasi lisan.



(Contoh Format SK dan KD Mulok Bahasa Inggris )


Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa Inggris


Kelas IV Semester 1

Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar

• Listening

• Speaking

• Reading

• Writing


3. Kegiatan Pengembangan Diri

Meliputi beragam kegiatan ekstra kurikuler, siswa memilih sesuai dengan minat dan bakat, yang terdiri atas :
a. Kewiraan
1) Pramuka
2) P K S ( Patroli Keamanan Sekolah )




Model Kurikulum SDN Gunongsekar I Tahun Ajaran 2007/2008 15

KTSP SDN Gunongsekar I, Sampang, Madura, JATIM



b. Olahraga
1) Sepak bola
2) Senam kreasi
3) Bulu tangkis
4) Catur
5) Atletik

c. Seni
1) Seni lukis
2) Seni tari
3) Seni musik dan vokal
4) Teater

d. Pendidikan Kecakapan Hidup
1) Komputer

e. U K S
1) Dokter kecil / Tiwisada
2) Kebun sekolah

f. Ilmiah
1) English Speaking
2) Karya Ilmiah Dasar

g. Kegiatan Pembiasaan
Merupakan proses pembentukan akhlak dan penanaman / pengamatan ajaran agama Islam.
Adapun kegiatan pembiasaan meliputi :
¾ Peringatan Hari Besar Islam misalnya : Pondok Ramadhan, Takbir keliling, Halal Bihalal, Maulid Nabi, Idul Adha, Penyantunan anak yatim, Isro’ Miraj.
¾ Menjenguk teman sakit / terkena musibah.
¾ Pembiasaan berperilaku Islami misalnya : mengucapkan salam, cium tangan terhadap orang tua dan guru, makan dan minum tidak sambil berdiri, menjaga kebersihan pribadi dan berdoa bersama sebelum dan sesudah pelajaran























Model Kurikulum SDN Gunongsekar I Tahun Ajaran 2007/2008 16

KTSP SDN Gunongsekar I, Sampang, Madura, JATIM



4. Pengaturan Beban Belajar





Kelas Satu Jam Pelajaran Tatap Muka / menit
Jumlah jam Pembelajaran/ Minggu
Minggu Efektif Per Tahun Ajaran
Waktu Pembelajaran Jam/Tahun


1

2

3

4

5

6

35

35

35

35

35

35

28

29

32

36

36

36

37

37

37

37

37

30

1.036

1.073

1.184

1.332

1.332

1.080


5. Ketuntasan Belajar

Jika tingkat ketuntasan per mata pelajaran untuk tiap kelas sama maka tabelnya akan terlihat sebagai berikut :


KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)



No

Mata Pelajaran Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM)
Angka Huruf
A. Mata Pelajaran
1 Pendidikan Agama 60 Enam puluh
2 Pendidikan Kewarganegaraan 65 Enam lima
3 Bahasa Indonesia 60 Enam puluh
4 Matematika 60 Enam puluh
5 Ilmu Pengetahuan Alam 60 Enam puluh
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 60 Enam puluh
7 Seni Budaya dan Keterampilan 70 Tujuh puluh
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan

Kesehatan 70 Tujuh puluh
B. Muatan Lokal
9 a. Bahasa Madura 55 Lima puluh lima
10 b. Bahasa Inggris 60 Enam puluh




Model Kurikulum SDN Gunongsekar I Tahun Ajaran 2007/2008 17

KTSP SDN Gunongsekar I, Sampang, Madura, JATIM



Jika tingkat Ketuntasan Minimal per mata pelajaran untuk tiap kelas tidak sama maka tabelnya sebagai berikut :
No Mata pelajaran Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM )
I II III IV V VI
1 Pendidikan Agama Islam 60 60 60 70 70 70
2 Pendidikan Kewarganegaraan 60 60 60 70 70 70
3 Bahasa Indonesia 60 60 60 70 70 70
4 Matematika 55 55 55 65 65 65
5 Ilmu Pengetahuan Alam 55 55 55 70 70 70
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 60 60 60 70 70 70
7 Seni Budaya dan Ketrampilan 65 65 65 70 70 70
8 Penjas dan Orkes 70 70 70 70 70 70
Muatan Lokal
9 a. Bahasa Madura 55 55 55 70 70 70
10 b. Bahasa Inggris 55 55 55 65 65 65



Bila siswa belum mencapai KKM , guru kelas/ mata pelajaran melaksanakan
kegiatan remedial berbentuk pengulangan materi yang belum dikuasai oleh siswa dan kegiatan pengayaan dilaksanakan oleh guru berbentuk pemberian tugas-tugas individual atau berbentuk klasikal untuk siswa yang telah mencapai KKM lebih cepat dari siswa lainnya.

Selain beban belajar dalam bentuk tatap muka ( pertemuan di kelas ) yang disajikan dalam bentuk tabel, beban belajar diberikan juga dalam bentuk tugas terstruktur dan tugas mandiri tidak terstruktur dan porsi waktu.

Contoh :
Tugas terstruktur disajikan dalam bentuk antara lain :
- pengerjaan soal/ latihan dirumah ( PR )
- penugasan proyek secara berkelompok
- membuat hasil karya produk
- dan lain-lain

Tugas mandiri tidak terstruktur diberikan sebagai pengayaan dalam bentuk antara lain:
- membuat ringkasan buku / cerita pendek
- mengumpulkan/mengkliping berita tentang suatu topik aktual
- mengikuti kegiatan di masyarakat dan melaporkan secara tertulis

Porsi waktu untuk tugas-tugas tersebut maksimum 40 % dari jumlah waktu tatap muka pada mata pelajaran yanag bersangkutan.












Model Kurikulum SDN Gunongsekar I Tahun Ajaran 2007/2008 18

KTSP SDN Gunongsekar I, Sampang, Madura, JATIM



6. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan a. Kriteria Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan setiap akhir tahun pelajaran. Kriteria Kenaikan Kelas :
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua semester di setiap kelas.
2) Tidak terdapat nilai di bawah Standar Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM).
3) Rata-rata nilai kepribadian BAIK.

b. Kriteria Kelulusan
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
2) Memperoleh nilai minimal BAIK untuk seluruh kelompok mata pelajaran
: Agama, dan akhlak mulia, Kewarganegaraan dan kepribadian, Estetika, Jasmani, olahraga dan kesehatan.
3) Lulus Ujian Sekolah / Ujian Nasional sesuai dengan peraturan Menteri
Pendidikan Nasional yang berlaku.


7. Pendidikan Kecakapan Hidup
Pendidikan kecakapan hidup dalam pengembangannya terintegrasi dengan semua mata pelajaran. Aspek kecakapan hidup yang dikembangkan meliputi Kecakapan Personal dan Sosial.
a. Kecakapan Personal meliputi :
1) Kesadaran diri antara lain :
- Jujur
- Disiplin
- Bekerja Keras
- Bertanggung jawab
- Toleran
- Suka menolong
- Peduli Lingkungan
2) Kecakapan berpikir antara lain :
- Mencari informasi dilakukan dengan kegiatan observasi, membaca, bertanya, dan menganalisa.

b. Kecakapan Sosial meliputi :
1) Kecakapan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan.
2) Kecakapan bekerjasama.

8. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
a. Pendidikan berbasis keunggulan lokal

Kabupaten Sampang memiliki kekhasan sebagai daerah industri dan wisata,maka untuk menyikapi tantangan yang dihadapi saat ini serta melestarikan keunggulan kabupaten Sampang, peserta didik dituntut memiliki kemampuan pendidikan berwawasan lokal diantaranya :

1) Bidang industri (garam) dan pariwisata (karapan sapi) yang menjadi ciri khas kabupaten sampang akan diusahakan semaksimal mungkin menjadi media pembelajaran diberbagai mata pelajaran.




Model Kurikulum SDN Gunongsekar I Tahun Ajaran 2007/2008 19

KTSP SDN Gunongsekar I, Sampang, Madura, JATIM



2) seni dan budaya Madura dilatihkan kepada peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler.

3) bahasa Madura sebagai bahasa ibu dijadikan mata pelajaran tersendiri dalam kegiatan ekstrakurikuler.
4) kabupaten Sampang sebagai kota religius,maka peserta didik diwajibkan mampu membaca dan menulis Al Qur’an.

b. Pendidikan berbasis keunggulan global
Menyikapi tantangan era globalisasi yang semakin besar,arus informasi semakin cepat dan persaingan semakin kuat,maka dipersiapkan sejak dini berbagai kegiatan yang menunjang diantaranya :

• Pembelajaran bahasa inggris sebagai bahsa Internasional lebih ditingkatkan
• memberikan pemahaman dampak informasi dari media
• peningkatan pemahaman arti Al qur’an

















































Model Kurikulum SDN Gunongsekar I Tahun Ajaran 2007/2008 20

KTSP SDN Gunongsekar I, Sampang, Madura, JATIM



BAB IV KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, efektif fakultatif, dan hari libur. Berikut adalah kalender tersebut secara rinci.

ANALISIS HARI BELAJAR EFEKTIF KALENDER PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR TAHUN PELAJARAN 2007-2008




BULAN


KEGIATAN

JULI

3

3

2

2

2

2

14 - Libur Kenaikan Kelas
- MOS ( Masa Orientasi
Siswa )
- Hari efektif

AGUSTUS

4

4

5

5

4

3

25
Isro Mi’raj 1428
- HUT RI
- Hari efektif

SEPTEMBER

4

4

3

3

3

5

22 - Perkiraan jeda tengah semester
- Libur awal awal Ramadhan
1428 H
- Hari efektif

OKTOBER

3

3

3

2

2

2

15 Libur sekitar Idul Fitri
- Libur Idul fitri
- Hari efektif

NOVEMBER

4

4

4

5

5

4

26 - Hari Pahlawan
Hari guru nasional
- Hari efektif

DESEMBER


5


4


4


4


4


5


26 - Ujian Praktik
- Ulangan Akhir Semester
- Idul Adha
- Hari Natal
- Pembagian Raport
- Libur semester 1
- Hari efektif

JUMLAH

23

22

21

21

20

21

128






Model Kurikulum SDN Gunongsekar I Tahun Ajaran 2007/2008 21

KTSP SDN Gunongsekar I, Sampang, Madura, JATIM



ANALISIS HARI BELAJAR EFEKTIF KALENDER PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR TAHUN PELAJARAN 2007-2008




BULAN


KEGIATAN

JANUARI

3

3

3

3

2

2

16 - Tahun Baru 2008 M
- Tahun baru Hijriah 1429
- Libur Semester 1
- Back to school
- Hari efektif

FEBRUARI

4

4

4

3

5

4

24 - Imlek
- Hari efektif

MARET


5


4


4


3


2


5


23 - Hari Nyepi

- Maulid Nabi

- Pertekaraan Tengah semester
- Hari efektif

APRIL

4

5

5

4

4

4

26 - Perkiraan jeda

- Hari Kartini

- Hari efektif

MEI


4


4


4


5


5


4


26 - Perkiraan UN Utama
- Perkiraan UN Susulan
- Hardiknas
- Kenaikan Isa Almasih
- Harkitnas
- Hari efektif

JUNI


4


4


4


4


4


4


24 - Perkiraan US Utama
- Perkiraan US susulan & Ulum
sem 2 kls 1-5
- Penerimaan raport
- Hari efektif

JUMLAH

24

24

24

22

22

23

139















Model Kurikulum SDN Gunongsekar I Tahun Ajaran 2007/2008 22

KTSP SDN Gunongsekar I, Sampang, Madura, JATIM



Semester 1 :

JULI 2007
Minggu 1 8 15 2
2 29
Senin 2 9 16 2
3 30
Selasa 3 1
0 17 2
4 31
Rabu 4 1
1 18 2
5
Kamis 5 1
2 19 2
6
Jum'at 6 1
3 20 2
7
Sabtu 7 1
4 21 2
8


HE 14
har
i
1-15 Libur Kenaikan Kelas 11 Isro Mi’raj 1427 6-8 Perkiraan jeda tengah semester


16-18 MOS ( Masa Orientasi Siswa )

17 HUT RI 12-14



Libur awal Ramadhan 1428 H


24-29 UTS
















21
8 - 20 Libur sekitar Idul Fitri 10 Hari Pahlawan 10-15
17-22
20
25
13-14 Idul Fitri 25 Hari Guru Nasional 29
31


Ujian Praktik
Ulangan Akhir Semester
Idul Adha
Hari Natal
Pembagian Raport
Libur semester 1























Model Kurikulum SDN Gunongsekar I Tahun Ajaran 2007/2008 23

KTSP SDN Gunongsekar I, Sampang, Madura, JATIM



Semester 2 :

JANUARI 2008
Minggu 6 13 20 27
Senin 7 14 21 28
Selasa 1 8 15 22 29
Rabu 2 9 16 23 30
Kamis 3 10 17 24 31
Jum'at 4 11 18 25
Sabtu 5 12 19 26
HE 16

1 7
Tahun Baru 2008 M

Imlek 7 Hari Nyepi


10
Tahun baru Hijriah 1429 21 Maulid Nabi

1-12
Libur Semester 1 24-29 Pertekaraan Tengah semester

14
Back to school



APRIL 2008
Minggu 6 1
3 2
0 27
Senin 7 1
4 2
1 28
Selasa 1 8 1
5 2
2 29
Rabu 2 9 1
6 2
3 30
Kamis 3 1
0 1
7 2
4
Jum'at 4 1
1 1
8 2
5
Sabtu 5 1
2 1
9 2
6

HE 2
6
2-5 Perkiraan jeda 19-21 Perkiraan UN Utama 2-7 Perkiraan US Utama
21 Hari Kartini 26-28 Perkiraan UN Susulan 9-21 Perkiraan US susulan & Ulum sem 2 kls 1-5
2 Hardiknas 28 Penerimaan raport
17 Kenaikan Isa Almasih 29-30
20 Harkitnas



Catatan
Hari Efektif Semester I (Ganjil) = 128 hari
Hari Efektif Semester II (Genap) = 139 hari
Libur Kenaikan Kelas Tanggal, 30 Juni - 13 Juli 2007














Model Kurikulum SDN Gunongsekar I Tahun Ajaran 2007/2008 24

KTSP SDN Gunongsekar I, Sampang, Madura, JATIM



BAB V

PENUTUP


Kurikulum tingkat satuan pendidikan ini diharapkan dapat dilaksanakan dengan sebaik- baiknya sehingga kegiatan belajar mengajar di SDN Gunongsekar I menjadi lebih menyenangkan, menantang, mencerdaskan, dan sesuai dengan keadaan daerah dan kebutuhan peserta didik setempat.

Di samping itu, sementara para guru menerapkan KTSP ini, mereka diharapkan dapat melakukan evaluasi secara informal terhadap dokumen KTSP maupun pelaksanaannya. Evaluasi tersebut diharapkan paling sedikit dapat menjawab pertanyaan berikut:

1. Apakah tujuan pendidikan yang tertulis dalam KTSP ini cukup lengkap dan dapat dicapai?
2. Apakah kemampuan (pemahaman, keterampilan, dan sikap serta perilaku) yang tertulis cukup lengkap untuk merespon keadaan daerah dan kebutuhan peserta didik?
3. Sejauhmana kemampuan siswa (pemahaman, keterampilan, dan sikap serta perilaku) yang diharapkan dapat dicapai?
4. Apakah metode yang digunakan cukup efektif dalam mencapai tujuan yang diharapkan?
5. Sejauhmana penilaian pembelajaran yang dirancang dapat mengungkap secara jelas perekembangan kemampuan yang diharapkan dari siswa?

Jawaban terhadap pertanyaan tersebut, yang mungkin terkumpulkan secara bertahap dari waktu ke waktu oleh para guru sebagai pengembang sekaligus pelaksana KTSP, sebaiknya didokumentasikan dengan baik sehingga menjadi masukan berharga bagi penyempurnaan KTSP di kemudian hari.

Selain itu, berbagai hasil belajar yang diperoleh siswa (pemahaman, keterampilan, sikap dan perilaku) dapat menjadi bahan evaluasi guna mengetahui sejauhmana visi yang telah dirumuskan dapat dicapai atau didekati guna menyusun dan melaksanakan kegiatan tindak lanjut.

Akhirnya, kesungguhan, komitmen, kerja keras, dan kerjasama dari para guru, kepala sekolah, dan warga sekolah secara keseluruhan merupakan kunci utama bagi perwujudan dari apa yang telah direncanakan.



”Kegagalan itu biasa dan kekurangan itu wajar; Yang salah adalah ketidakmaksimalan dalam berusaha menuju sukses dan keengganan belajar dari kegagalan masa lalu”













Model Kurikulum SDN Gunongsekar I Tahun Ajaran 2007/2008 25

CONTOH KTSP

DAFTAR ISTILAH (GLASARIUM)

1.Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di
seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2.Badan Standar Nasional Pendidikan yang disingkat BSNP adalah badan mandiri
dan independen yang bertugas mengembangkan, mamantau pelaksanaan, dan
mengevaluasi standar nasional pendidikan.

3.Standar Isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan
dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
4.Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

5.Kerangka Dasar Kurikulum adalah rambu-rambu yang ditetapkan berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya pada setiap satuan pendidikan.
6.Keunggulan Lokal dan Global adalah potensi unggulan daerah dan atau
internasional dalam bentuk sumberdaya alam dan sosial budaya (seni, produk, jasa,
kerajinan, bahasa, teknologi dan lain-lain).

7.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.

8.Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi
diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan tertentu.

9.Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsisten
sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki oleh
peserta didik.

10.Standar Kompetensi Lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan; Standar Kompetensi Lulusan meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau seluruh kelompok mata pelajaran.
11.Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran adalah kualifikasi kemampuan
minimal peserta didik pada setiap kelompok mata pelajaran yang mencakup kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika dan jasmani, olahraga dan kesehatan.
12.Standar Kompetensi Mata Pelajaran adalah kualifikasi kemampuan minimal
peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau semester untuk mata pelajaran tertentu.
13.Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yan

Jumat, 10 Desember 2010

MAKALAH SEMINAR

MAKALAH SEMINAR
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN
Disusun untuk memenuhi syarat menempuh mata kuliah seminar
fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia



















Disusun oleh :

BAHRUDIN RASYID
(07.02022.890)



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS MADURA
2010




KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah, penulis haturkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmatNya penulis telah mampu menyelesaikan penyusunan makalah seminar yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Metode Kooperatif Tipe STAD dalam Kemampuan Membaca Pemahaman”
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak. Karena itu, melalui pengantar ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Drs.H. Kutwa M.Pd selaku pembantu rector 1 Universitas Madura dan dosen pembimbing mata kuliah seminar yang telah banyak member petunjuk dam masukan dalam makalah ini.
2. Bapak Tauhed Supratman M.Pd, selaku Kajur Bahasa Indonesia FKIP Universitas Madura
3. Rekan seprofesi dan semua pihak yang ikut membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat dalam upaya meningkatkan wawasan dan perbendaharaan ilmu pengetahuan kita.
Pamekasan , desember 2010


Penulis






LEMBAR PENGESAHAN

Makalah Seminar
Judul : Penerapan Pembelajaran Metode Kooperatif Tipe STAD dalam
Kemampuan Membaca Pemahaman
Nama : Bahrudin Rasyid
NPM : 07.02022.890

Telah disetujui untuk diseminarkan dalam rangka mata kuliah seminar, jurusan pendidikan bahasa dan sastra fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Madura.

Hari….. Pamekasan,…. Desember 2010
Dosen Pembimbing

(Drs.H.Kutwa M.Pd )





DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………. i
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………... ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah………………………………………….. 1
B. Permasalahan……………………………………………………... 4
1. Rumusan masalah…………………………………………… 4
2. Penegasan konsep variable………………………………….. 5
3. Deskripsi Masalah…………………………………………… 5
4. Batasan masalah…………………………………………….. 8
C. Tujuan Pembahasan………………………………………………. 8
D. Pengertian Istilah Dalam Judul…………………………………… 9
E. Sistematika Penulisan…………………………………………….. 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan tentang pembelajaran kooperatif tipe STAD…………… 11
B. Tinjauan tentang membaca pemahaman isi bacaan………………. 18
C. Penerapan pembelajaran metode kooperatif tipe STAD
dalam kemampuan membaca pemahaman……………………….. 21
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………….. 24
B. Saran……………………………………………………………… 25
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 26





BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Seseorang dianggap belajar sesuatu apabila apabila ia menunjukkan perubahan tingkah laku. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Namun yang dimaksud stimulus dan respon tersebut harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat di ukur. Dengan kata lain, walaupun ia mengakui adanya perubahan-perubahan dalam diri seseorang selama proses belajar,namun ia hal-hal tersebut sebagai factor yang tak perlu diperhitungkan.
Knirk & Gustafson (dalam Asri 2005:15) menjelaskan bahwa Pembelajaran merupakan setiap kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks kegiatan belajar mengajar.
Dimyati & Mudjiono (2005:49) menjabarkan bahwa Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.
Pembelajaran menurut Surya, (2004:15) Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Gagne dan Briggs (dalam Asri Budiningsih 1979:49 ) mengungkapkan Pengertian Pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.
Dari beberapa Pengertian Pembelajaran di atas, dapat ditarik kesimpulan mengenai Pembelajaran, bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. (definisi-pengertian.blogspot.com)
Sesuai dengan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di SMP, diantaranya yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan untuk menikmati dan memanfaatkan bacaan untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampan berbahasa sekaligus dapat menghargai atau memahami bacaan yang mereka baca. Sehingga mencapai tujuan yang menjadi cikal bakal masa mereka kedepannya. Maka untuk mencapai tujuan tersebut harus dikembangkan melalui belajar.
Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Disadari atau tidak, dalam satu kelas guru akan menjumpai perbedaan kemampuan awal siswa yang satu dengan siswa yang lain. Perbedaan ini misalnya dalam kemampuan belajar, cara belajar dan kepribadian masing-masing siswa. Setiap siswa memiliki keammpuan yang beragam dalam menyerap materi pelajaran. Keanekaragaman kemampuan awal siswa akan berpengaruh terhadap penguasaan konsep belajar siswa (Slameto, 1995: 2), termasuk dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Fenomena yang ada saat ini, terkait dengan pembelajaran bahasa Indonesia di SMP khusunya tentang sastra masih kurang mampu dipahami oleh siswa sehingga sisiwa mengalami kesulitan dalam mendeskripsikannya. Hal itu, karena sebagian besar pembelajaran yang dilakukan di SMP selama ini menggunakan metode ceramah sehingga keberhasilan metode ini sangat tergantung pada keammpuan guru dalam menguasai bahan materi apalagi penerapan metode ini juga dapat menimbulkan kejenuhan kepada siswa dan tidak dapat merangsang perkembangan kreatifitas siswa dalam proses belajar.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, diperlukan adanya pemilihan metode pembelajaran yang tepat. Salah satu metode yang biasa digunakan dalam pembelajaran bahasa yaitu metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Metode pembelajaran ini menitik beratkan pada kemampuan untuk membentuk tim atau kelompok serta mengelolanya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan siswa dituntut bekerjasama dengan kelompoknya agar tercapai tujuan belajar bagi diri pribadinya maupun bagi keseluruhan anggota kelompoknya. Metode ini diharapkan dapat memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran, misalnya dalam memahami isi bacaan yang mereka baca.
Berdasarkan uraian diatas menulis merasa terdorong untuk mengkaji suatu metode pembelajaran yang efektif dalam memahami materi dengan mudah dan menarik dalam pelajaran bahasa Indonesia yanitu pada penerapan penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap kemampuan memahami isi bacaan. Karena dengan penerapan metode STAD ini diharapkan mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam berpendapat, bekerjasama, sehingga dengan demikian akan berpengaruh pada penguasaan siswa terhadap materi ajar

B. PERMASALAHAN

1. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul dan uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut :
“Bagaimanakah Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Kemampuan Memahami Isi Bacaan”

2. Penegasan Konsep Variabel

Untuk menghindari adanya salah tafsir atau kesalahan persepsi terhadap judul yang terdiri, maka perlu adanya penegasan konsep variabel sebagai batasan operasional yaitu:
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan dalam berpendapat, bekerja sama dengan kelompok kecil siswa pada kemampuan memahami isi bacaan.

3. Deskripsi Masalah

Deskripsi masalah yang dikaji dalam makalah ini yaitu mengenai kajian kepustakaan tentang “
a) Deskripsi pembelajaran kooperatif tipe STAD
Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan suatu model pembelajaran melalui pembagian kelompok belajar heterogen (laki-laki dan perempuan)dengan 4-5 siswa yang mewakili seluruh bagian kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. (Slavin dalam Narulita,2010:149)
Gagasan utama dari STAD adalah memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Jika pra siswa agar timnya mendapatkan penghargaan tim, mereka harus membantu teman satu timnya untuk mempelajari materinya. Mereka boleh bekerja berpasangandan membandingkan jawaban masing-masing, mendiskusikan setiap ketidaksesuaian, dan saling membantu satu sama lain.
Meski para siswa belajar bersama, mereka tidak boleh saling membantu dalam mengerjakan kuis. Tiap siswa harus tahu materinya. Tanggung jawab individual seperti ini memotivasi siswa untuk memberi penjelasan dengan baik satu sama lain, karena satu-satunya cara bagi tim utnuk berhasil adalah dengan membuat semua anggota tim menguasai informasi atau kemampuan yang diajarkan. Karena skor tim didasarkan pada kemajuan yang dibuat anggotanya dibandingkan hasil yang dicapai sebelumnya. Sehingga semua siswa mempunyai kesempatan untuk menjadi bintang.

b) Deskripsi memahami isi bacaan

Membaca bukanlah suatu kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan suatu sintesis berbagai proses yang tergabung ke dalam suatu sikap pembaca aktif. Proses membaca yakni membaca sebagai proses psikologi, membaca sebagai sensori, membaca sebagai proses perceptual, membaca sebagai proses perkembangan, dan membaca sebagai perkembangan keterampilan. Sebagai proses psikologi membaca itu erkembangannya akan dipengaruhi oleh hal-hal yang sifatnya psikologi pembaca, seperti intelegensi, usia mental, jenis kelamin, tingkat social ekonomi, bahasa,ras, kepribadian, sikap, pertumbuhan fisik, kemampuan persepsi, tingkat kemampuan membaca. Diantara faktor-faktor tersebut menurut Harris (1970), bahwa factor terpenting dalam masalah kesiapan membaca yaitu intelejensi umum.
Membaca sebagai proses sensori mengandung pengertian bahwa kegiatan membaca itu dimulai dengan melihat. Stimulus masuk lewat indra penglihatan mata.
Membaca sebagai proses perceptual mengandung pengertian bahwa dalam membaca merupakan proses mengasosiasikan makna dan interpretasi berdasarkan pengalaman tentang stimulus atau lambang, serta respons yang menghubungkan makna dengan stimulus atau lambang tersebut. Membaca sebagai proses perkembangan mengandung arti bahwa membaca itu pada dasarnya merupakan suatu proses perkembangan yang terjadi sepanjang hayat. Sedangkan membaca sebagai perkembangan keterampilan mengandung arti membaca merupakan sebuah keterampilan berbahasa yang sifatnya objektif, bertahap, bisa digeneralisasikan, merupakan perkembangan konsep, pengenalan dan identifikasi, serta merupakan interpretasi mengenai informasi.

4. Batasan Masalah

Penulis melihat berbagai minat dan tujuan mereka bervariasi, maka perlu dicari teknik pembelajaran yang lebih efektif digunakan untuk kondisi tertentu. Teknik atau model yang lebih tepat untuk mencapai tujuan ini memerlukan pengkajian berbagai metodologi dan strategi pembelajaran. Setelah peneliti menguraikan berbagai permasalahan yang sebenarnya termasuk lingkup tema permasalahan, penulis mencoba memusatkan perhatian pada teknik / model STAD untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa.oleh sebab itu penulis memabtasi masalah-masalah dalam makalah ini sebagai berikut :
“Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dalam Kemampuan Membaca Pemahaman”

C. TUJUAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara teoritis mengenai penerapan penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap kemampuan memahami isi bacaan.

D. PENGERTIAN ISTILAH DALAM JUDUL

Terkait beberapa istilah yang menjadi kata kunci dalam judul penelitin ini, maka perlu diberi pengertian yang jelas agar tidak terjadi salah tafsir yaitu :
• Penerapan adalah penggunaan atau perihal mempraktekkan (tim reality, 2008 : 581)
• Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan suatu model pembelajaran melalui pembagian kelompok belajar heterogen (laki-laki dan perempuan)dengan 4-5 siswa yang mewakili seluruh bagian kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Kelompok-kelompok tesebut mewakili seluruh bagian kelas didalam kelas yang terdiri dari separuh laki-laki separuh perempuan tiga seperempat kulit putih dan seperempat minoritas boleh juga membentuk kelompok yang terdiri dari 4 orang yang terdiri dari dua laki-laki dan dua perempuan dan tiga siswa kulit putih dan satu siswa minoritas.
• Membaca adalah proses untuk memperoleh pengertian dari kombinasi beberapa huruf dan kata. Menurut juel (1988:80) mengartikan bahwa membaca adalah proses untuk mengenal kata dan memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bacaan. Membaca juga diartikan kegiatan menelusuri, memahami hingga mengeksplorasi rangkaian huruf-huruf dalam tulisan atau bacaan bahkan gambar.
• Bacaan adalah berupa buku/ sebagainya untuk dibaca atau diartikan sebagai penafsiran sebuah kalimat, memahami isi bacaan berarti mengerti secara keseluruhan melalui proses penelaahan suatu makna dari runtutan kalimat yang tersusun dari kata-kata yang saling berhubungan dalam suatu bacaan.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memperoleh pembahasan yang sistematis, kmposisi dalam makalah ini ditulis menjadi tiga bagian, yaitu pendhuluan, kajian pustaka, dan penutup.
Bab I yaitu Pendahuluan, terdiri atas latar belakang masalah, permasalahan (rumusan masalah, penegasan konsep variabel deskripsi masalah, batasan masalah); tujuan pembahasan, pengertian istilah dalam judul, dan sistematika penulisan.
Bab II yaitu kajian pustaka yang berisi landasan teori . tentang pembelajaran kooperatif tipe STAD, kemampuan memahami isi bacaan, dan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD
Bab III yaitu penutup, yang berisi kesimpulan dan saran.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TENTANG PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

1. Pengertian tentang pembelajaran kooperatif tipe STAD
a. Pegertian Pembelajaran
Gagne (dalam Saputra, dkk, 2003:31) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang diciptakan dan drancang untuk mendorong, menggiatkan dan mendukung kegiatan siswa.
Sedangkan Saputra, dkk, (2005:05) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah tindakan yang dirancang untuk menghasilkan terjadinya proses belajar.
Jadi, pada hakikatnya pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dan lingkungannya sehingga terjadi perubahan tigkah laku kearah yang lebih baik, dalam interaksi tersebut banyak sekali factor yang mempengaruhinya, baik faktr internal yang dating dari indivdu maupun factor eksternal yang datang dari lingkungan. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan tingkah laku.

b. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin (dalam Narulita 2010:08) dalam pembelajaran kooperatif, akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang untuk menguasai materi yang disampaikan guru. Sebagai contoh misalnya, dalam metode yang disebut Student Teams-Achievement Division (STAD)
Cohen (dalam Risnawati,2005:18) juga mengemukakan pembelajaran kooperatif meliputi belajar berkolaborasi, belajar secara kooperatif, dan kerja kelompok. Hal itu menunjukkan arti sosiologis yaitu penekanannya pada aspek tugas-tugas kolektif yang dikerjakan secara kelompok. Sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dalam membimbing siswa penyelesaikan materi tugas.
Jadi, pembelajaran kooperatif merupakan suatu proses atau cara belajar melalui partisipasi aktif siswa dalam suatu kelompok kecil untuk bekerja sama dalam memecahkan masalah atau melaksanakan tugas tertentu.
Beberapa kajian telah mencoba mencari kemungkinan perbedaan dalam pengaruh pembelajaran kooperatif pada siswa-siswa dengan latar belakang etnik berbeda. Beberapa telah menemukan pengaruh yang cukup besar untuk siswa-siswa kulit hitam (misalnya, Slavin dan Oikle, 1081, 1977) namun, kajian-kajian lainnya telah menemukan pengaruh yang sama dari pembelajaran kooperatif untuk siswa dengan latar belakang etnik berbeda (Slavin dan Karweit, 1984; Edward dkk, 1972; Slavin. Leavy, & Madden, 1984; Sharan & shachar,1988).
Kajian-kajian lain telah mempelajari berbagai factor mungkin saling beinteraksi dengan peroleh pencapaian dalam pembelajaran kooperatif. Okebukola (1986b) dan Wheeler & Ryan (dalam Narulita 1973:90) menemukan bahwa para siswa yang lebih memilih kompetisi.
Yang terahir, kajian-kajian dalam jumlah kecil telah memperbandingkan variasi dalam prosedur kooperatif. Moody & Gifford (dalam Narulita 1990:91) menemukan bahwa sementara tidak ada perbedaan dalam perolehan pencapaian dari kelompok-kelompok yang homogen dan heterogen, pembaian siswa secara berpasangan menunjukkan pencapaian yang jauh lebih besar dalam bidang ilmu pengetahuan daripada kelompok yang terdiri atas empat atau lima orang, dan kelompok dengna jenis kelamin homogeny kinerjanya lebih baik daripada kelompok campuran. Jones (dalam Narulita 1990:91) memperbandingkan pembelajaran kooperatif yang menggunakan kompetisi kelompok dengan metode lain yang sama sekali berneda yang membandingkan kelompok dengan serangkaian standar (seperti dalam STAD). Tak ada perbedaan pencapaian, tetapi berbeda perbedaan sikap tampak pada kompetisi kelompok.

c. Pengertian pembelajaran kooperatif tipe STAD

STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Slavin (dalam Narulita, 2009: 143).
Menurut Slavin (dalam Narulita 2009:11) bahwa dalam penerapan STAD siswa dibagi 4-5 anggota kelompok belajar yang heterogen yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri, dimana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling bantu.
Skor kuis para siswa dibandingkan dengan rata-rata pencapaian mereka sebelumnya, dan kepada masing-masing tim akan diberikan poin berdasarkan tingkat kemajuan yang diraih sisaw dibandingkan hasil yang mereka capai sebelumnya. Poin ini kemudian dijumlahkan untuk memperoleh skor tim, dan tim yang berhasil memenuhi kriteria tertentu akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan lainnya. Seluruh rangkaian kegiatan, termasuk presentasi, yang disampaikan guru, praktim tim, dan kuis biasanya memerlukan waktu 3-5 periode kelas. Slavin (dalam Narulita, 2009:12)
STAD telah digunakan dalam berbagai mata pelajaran yang ada, mulai dari matematika, bahasa, seni, sampai dengan ilmu social dan ilmu pengetahuan ilmiah lain, dan telah digunakan mulai dari siswa kelas dua sampai perguruan tinggi. Metode ini paling sesuai untuk mengajarkan bidang studi yang sudah terdefinisikan dengan jelas, seperti matematika, berhitung dan studi terapan, penggunaan dan mekanika bahasa, geografi dan kemampuan peta, dan kosep-komsep ilmu pengetahuan ilmiah.

2. Unsur –unsur dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD

Ibrahim (2000) menjelaskan bahwa usur-unsur dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai berikut:
a. Siswa dalam kelompoknya beranggapan bahwa mereka “hidup sepenanggungan”
b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya.
c. Siswa harus melihat bahwa semua anggota dalam kelompoknya memiliki tujuan bersama.
d. Siswa harus membagi tugas dan bertanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
e. Siswa diberikan kuis setelah guru memberikan presentasi sekitar satu atau dua periode praktik lain. Para siswa akan mengerjakan kuis individual dan tidak di perbolehkan untuk saling membantu.
f. Siswa dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah pernghargaan untuk semua anggota kelompoknya.

3. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD

Menurut Slavin (2010:143) langkah-langkah model pembelajaran kooperatif sebagai berikut :

a. Presentasi kelas.

Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi didalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering dilakukan atau didiskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetai juga bisa memasukkan presentasi audiovisual. Bedanya presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar-benar berfokus pada unit STAD.

b. Membentuk tim

Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyapaikan materinya, tim berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya. Yang paling sering terjadi, pembelajaran itu melibatkan pembahasan permasalahan bersama, membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila anggota tim ada yang membuat keslahan.

c. Pemberian kuis

Setelah sekitar satu dua periode setelah guru memberikan presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktik tim, para siswa akan mengerjakan kuis individual. Para siswa tidak diperbolehkan utnuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Sehingga, tiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami materinya.

d. Skor kemajuan individual

Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik dari pada sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan kontribusi poin maksimal kepada timnya dalam system skor ini, tetapi taka da siswa yang dapat melakukannya tanpa memberikan usaha mereka yang terbaik.

e. Rekognisi tim

Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga digunakan untu menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka.

B. TINJAUAN TENTANG MEMBACA PEMAHAMAN ISI BACAAN

Pengajaran bahasa sesuai dengan fungsi pendidikan nasional, yaitu mengembangkan warga Negara indonesia,baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota msyarakat, serta mampu mengembangkan fungsi bahasa dan kebudayaan. Berkenaan dengan hal tersebut fungsi pengajran bahasa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan dan meningkatkan kemampuan, keterampilan, teknik bahasa dalam hubungannya dengan kecerdasan akademiknya, kemampuan komunikatifnya, serta sikap yang diperlukan bagi pembangunan nasional (sihaan,, 1998 : 40) keterampilan berbahasa yang dipelajari disekolah berdasarkan kurikulum meliputi lima aspek yaitu mendengarkan atau menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan apresiasi sastra. Hal ini menunjukkan bahwa kelima aspek tersebut sangat berperan penting dalam pengajaran suatu bahasa di sekolah. Dari kelima aspek ini disebutkan salah satunya adalah keterampilam membaca.
Membaca sangat membantu proses belajar lebih efektif, karena anak yang gemar membaca akan memperoleh informasi baru dari bacaan yang dibacanya. Kemampuan membaca sangat penting dimiliki seseorang, khususnya msyarakat terpelajar, sebab dalam kehidupan bermasyarakat kemapuan ini akan semakin komplek. Seluruh aktifitas sehari-hari melibatkan kemampuan membaca. Mulai dari tanda-tanda dijalan raya sampai beribu judul dan surat kabar yang diterbitkan setiap hari. Banyaknya informasi ini menimbulkan tekanan bagi para pendidik agar lebih selektif dalam menyiapkan bacaan yang sesuai untuk siswa-siswanya. Melihat begitu pentingnya kemampuan membaca bagi siswa, maka membaca merupakan modal utama dalam proses belajar. Dengan bekal kemampuan membaca, anak akan memperoleh pengetahuan, serta mempermudah pola pikirnya untuk berfikir lebih kritis.
Selama ini pengalaman menunjukkan bahwa pengajaran membaca pemahaman (lanjut) di sekolah dasar cenderung diabaikan. Banyak anggapan bahwa pengajaran membaca telah berakhir ketika seorang siswa dapat membaca dan menulis permulaan yang dilaksanakan di kelas I dan kelas II sekolah dasar (Rohim, 2005 :1). Pada jenjang yang lebih tinggi pengajaran membaca lanjut belum mendapat perhatian serius. Sedangkan bagi kelas V seharusnya telah melewati kemampuan recording dan decoding yaitu pada tingkat memahami makna. Karena kemampuan membaca tidak hanya sekedar menyuarakan bunyi-bunyi bahasa dalam suatu teks bacaan, tetapi membaca melibatkan pemahaman, memahami apa yang di baca, apa maksudnya dan apa implikasinya. Ketika siswa mengalami kesulitan memahami suatu teks bacaan, tugas membaca semakin kompleks sebab suatu teks dapat dipelajari dan diterapkan dalam kehidupan, jika siswa dapat memahami isinya.
Pemahaman seorang terhadap bacaan dapat dipengaruhi berbagai hal, diantaranya adalah kemampuan membaca seorang itu sendiri, tingkat konsentrasi, perbendaharaan kosa kata, dan sebagainya. Begitu halnya dengan siswa, ketiga aspek di atas sangat dipengaruhi daya pemahamannya.
Citra bahasa yang selama ini kurang mendapat perhatian siswa, sangat berpengaruh terhadap pengajaran membaca dan keterampilan siswa dalam membaca bacaan berbahasa Indonesia. Siswa sering mengalami kesulitan memahami bacaan berbahasa Indonesia, karena selain kurangnya referensi bacaan berbahasa Indonesia untuk sekolah dasar, juga karena kesulitan dalam membedakan antara tulisan dengan ucapannya. Rendahnya keterampilan membaca siswa terhadap bacaan berbahasa Indonesia sangat kurang, terutama pada keterampilan membaca pemahaman. Untuk itu dipilihlah strategi model STAD sebagai salah satu usaha untuk memperbaiki rendahnya keterampilan membaca siswa. Strategi ini merupakan strategi untuk pengajaran membaca pemahaman isi bacaan. Stratergi ini lebih memfokuskan keterlibatan siswa dengan diskusi, karena siswa memprediksi dan membuktikannya dengan membaca.
Membaca pemahaman adalah merupakan sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami menurut cara dalam Wiryodijoyo (1989 :1), membaca pemahaman adalah 2 tingkat proses penerjemahan, pengarang menulis kode dan pembaca mengartikan kode. Sedangkan menurut Zint dalam Wiryodijoyo (1989:11) adalah kemampuan menerjemahkan kata-kata penulis sehingga menimbulkan pikiran-pikiran atau ide-ide yang berguna bagi pembaca, seperti yang terkandung dalam bacaan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa membaca pemahaman adalah suatu proses membaca yang bertujuan untuk memahami ide-ide bacaan. Jadi dalam kegiatan ini pembaca tidak hanya dituntut untuk tahu isi bacaan namun memahami isi bacaan, memahami artinya mengerti, mampu menafsirkan, menganalisis, mengartikan dan meramalkan atau mengevaluasi.

C. PENERAPAN PEMBELAJARAN METODE KOOPERATIF TIPE STAD DALAM KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN

No Langkah-langkah Aktifitas guru Aktiitas siswa

1 Presentasi kelas

Guru memperkenalkan dalam presentasi didalam kelas. Tujuan pelajaran yaitu diharapkan siswa dapat / mampu memahami bacaan yang mereka baca siswa memperhatikan dan faham tentang tujuan pembelajaran yang harus dicapai

2 Membentuk tim

Guru membentuk tim tiap tim terdiri dari 4-5 siswa yang mewakili seluruh bagian kelas dalam hal kinerja akademis, jenis kelamin, ras dan etnisitas Siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran

3 Pemberian kuis

Guru memberikan kuis pada siswa sekitar satu atau dua periode setelah guru mempresentasikan sekitar satu atau dua periode praktik tim. Dan para siswa akan mengerjakan kuis individual Siswa mengerjakan kuis yang telah diberikan oleh guru secara individual dan tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis

4 Skor kemajuan individual

Guru memberikan skor awal yang diperoleh dari rata-rata kinerja siswa tersebut sebelumnya dalam mengerjakan kuis yang sama. siswa dapat memberikan kontribusi poin untuk tim mereka berdasarkan kenaikan skor kuis mereka dibandingkan dengan skor awal mereka

5 Rekognisi tim

Guru memberikan pernghargaan pada siswa yang mempunyai hasil belajar baik dari skor yang mereka capai dengan kriteria tertentu
Dengan adanya penghargaan dari guru diharapkan siswa menjadi lebih rajin untuk belajar




BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari paparan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa salah satu pembelajaran kooperatif dapat diterapkan di sekolah-sekolah pada pembelajaran bahasa tentang keterampilan memahami isi bacaan yaitu pembelajaran kooperatif tipe STAD, karena pembelajaran ini sangat tepat dan efektif untuk meningkatkan keterampilan yang dimiliki ileh setiap siswa. Selain itu, juga akan melatih siswa untuk belajar lebih efektif, kreatif, saling bekerjasama dalam memberikan pendapat dengan teman-temannya untuk memecahkan suatu masalah yang berkaitan dengan memahami isi bacaan. Penerapan penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap kemampuan memahami isi bacaan di terapkan melalui beberapa langkah :
Langkah I : Presentasi kelas.
Langkah II : Membentuk tim
Langkah III : Pemberian kuis
Langkah IV : Skor kemajuan individual
Langkah V : Rekognisi tim

B. SARAN

Untuk menghasilkan suatu pembelajaran yang tepat dan efektif dalam meningkatkan keterampilan yang dimiliki oleh setiap siswa. Selain itu, juga akan melatih siswa untuk belajar aktif, efektif, kreatif, saling bekerjasama dalam memberikan pendapat dengan teman-temannya untuk memecahkan suatu masalah contohnya saja dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang berkaitan dengan kemampuan memahami isi bacaan. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD perlu lebih serig digunakan, karena suasana positif yang timbul akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencintai pelajaran dan sekolah / guru. Selain itu, siswa akan merasa terdorong untuk belajar dan berpikir.








DAFTAR PUSTAKA

Slavin, E, Robert. 2010. Cooperative learning. Bandung; Nusa Media
Wiryodijoyo, suwaryo.1989. membaca : strategi, pengantar, dan tekniknya. Jakarta : depdikbud
Ibrahim, Muslimin dkk.2000. pembelajaran kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya
Harjasujana, Akhmad Slamet, & Mulyati, Yeti. 1996. Membaca 2. Jakarta : depdikbud
Tarigan, henry Guntur. 1983. Membaca: sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung : angkasa.