Kamis, 25 November 2010

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMPN I Kadur
Mata Pelajaran : Bahasa Daerah
Kelas / Semester : VII / II
Standar Kompetensi
Mampu menulis huruf latin dan carakan madhura serta mengungkapkan ide/pesan, gagasan, pendapat pengalaman dan perasaan dalam berbagai bentuk sesuai dengan ejaan yang benar

Kempetensi Dasar
Menulis oca’ rangkebbhan dan oca’ camporan latin madhura

Indicator
Mampu menulis oca’ rangkabbhan dan oca’ camporan dalam bentuk kalimat sesuai dengan ejaan latin madhura
Mampu menulis : “pasangan aksaara raja” carakan madhura dalam bentuk kata/kalimat sesuai dengan ejaan yang benar
Mampu menulis “laghu / kejhung en-maenan yang lumrah dilakukan dilingkungan siswa”

Alokasi Waktu : 2x40 Menit
a. Tujuan pembelajaran
Setelah selesai pemelajaran siswa dapat
• Menulis oca’ rangkabbhan dan oca’ camporan dengan ejaan yang benar
• Menulis pasanganna aksara raja carakan madhura sesuai dengan ejaan yang benar
• Membuat laghu kejhung en-maenan yang lumrah dilingkungannya

b. Materi pembelajaran
• Contoh-contoh dan lathian tentang oca’ rangkebbhan dan oca; camporan
• Contoh-contoh dan laithan tentang aksara raja dalam bentu pasanganna carakan madhura
• Teks laghu kejhung en-maenan hasil pekerjaan siswa

c. Metode pembelajaran
• Ceramah
• Diskusi

d. Langkah-langkah
No Pert.
Ke Kegiatan Belajar Waktu Ket.
1





2













3 8 • Pendahuluan
1. Guru menjelaskan KD yang akan dilatihkan dalam pembelajaran
2. Guru memberikan motivasi kepada siswa tentang manfaat penguasaan KD tersebut dalam kehiudpan sehari-hari
• Kegiatan inti
3. Siswa membedakan ragam oca’ rangkebbhan sesuai dengna betuk-bentuk rangkep buto rangkep budi rangkep adha’ sareng rangkep samar kemudian menuliskannya dalam bentuk kalimat
4. Siswa dapat memperhatikan struktur kata dan oca’ campporan dan memilih beberapa oca’ camporan yang sukar serta ditulisnya dalam entuk kalimat
5. Siswa menulis kata dan kalimat menggunakan huruf carakan madhura ynag didalamnya mengandung pesanganna aksara raja
6. Siswa menyusun beberapa bait pantun yang selaras bila dinyanyikan denga laghu “dul kanna’ dul kannong dan lir saalir”
Penutup
7. Siswa merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan
8. Guru memberikan penghargaan atau penguatan kepada siswa yang aktif dan bersikap positif terhadap kegiatan pembelajaran
9. Guru memberikan tindak lanjut berupa PR yang harus diselesaikan dan dibaw dalam pembahasan kd berikutnya
10. Guru menutup pelajaran dengan memberikan motivasi kepada siswa tentang tindak lanjut penguasanan kd dalam kehidupan sehari-hari ditengah-tengah masyarakat 10





60













10






e. Sumber belajar
• Buku kembhang bhabur kelas VII cetakan YUDHISTIRA
• LKS

f. Penilaian
a. Jenis penilaian
• Tes
b. Teknik penilaian
• Ulangan harian
c. Bentuk instrumen
• Pilihan ganda
• Uraian
d. Contoh isntrumen
1. Eatore bidhaaghi bangonna oca’
a. Rangkep buto c. rangkep adha’
b. Rangkep budi d. rangkep samar
2. Preksane struktur oca’camporan saamponna badhi okara mabi oca’ rangkebbhan sareng oca’ camporan
e. Tindak lanjut
1. Perbaikan / remidi
- Bagi siswa yang belum tuntas
2. Pengayaan
- Bagi siswa yang sudah tuntas diberi tugas tambahan

Selasa, 09 November 2010

MAKALAH SEMINAR


KATA PENGANTAR
            Alhamdulillah, puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat terselesaikannya proposal ini  yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Isi Bacaan Melalui Metode Kooperatif Tipe STAD”  dan juga ucapan salam kepada Muhammad Rasulullah SAW yang telah membawa umat manusia dari zaman jahiliyah ke zaman yang berpendidikan.
Peneliti menyadari bahwa penulisan proposal ini jauh dari sempurna, oleh karena itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi kesemprunaan karya ilmiah. Mengingat keterbatasan kemampuan peneliti dan menyadari sepenuhnya apa yang telah dicapai ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dengan ketulusan dan kerendahan hati, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada pembimbing.
Peneliti berharap penelitian yang telah dilakukan dan disajikan dalam bentuk proposal ini dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan didalamnya.
                                                                        Pamekasan, 14 November 2010

                                                                                          Penulis




BAB I
PENDAHULUAN
A.       LATAR BELAKANG MASALAH
       Sesuai dengan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah, diantaranya yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan dalam berbahasa, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa sekaligus dapat menghargai atau membanggakan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dan sebagai khasanah budaya dan intelek manusia Indonesia, maka, untuk mencapai tujuan tersebut harus dikembangkan melalui belajar.
       Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Disadari atau tidak, dalam satu kelas guru akan menjumpai perbedaan kemampuan awal siswa yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini misalnya dalam kemampuan belajar, cara belajar dan kepribadian masing-masing siswa. Setiap siswa memilliki kemampuan yang beragam dalam menyerap materi pelajaran. Keanekaragaman kemampuan awal siswa akan berpengaruh terhadap penguasaan konsep belajar siswa (slameto,1995;2), termasuk dalam pembelajran bahasa Indonesia.
            Model pembelajaran konvensional banyak diterapkan dari sejak dulu sampai sekarang yang bercirikan yaitu memperlakukan sama kepada semua siswa dalam satu kelas yang sebenarnya mungkin memilki banyak perbedaan bawaan. Dan juga situasi pemelajaran enuh dengan persaingan individu. Para ahli teori motivasi mengkritik terhadap kelas tradisional bahwa penilaian yang kompetitif dan pemberian penghargaan kepada siswa yang menjadi jura kelas telahmenciptakan norma-norma acuan yang bertentangan dengan usaha sekolah yaitu semua peserta didik berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian model pembelajaran tradisional sekarang sudah perlu diganti dengan model pembelajaran yang sejalan dengan usaha sekolah tersebut (Slavin, 1994 ;16).
            Seperti telah di ketahui bersama bahwa setiap lembaga pendidikan senantias bertujuan ssemua anak didiknya mencapai kemampuan minimal sama atau melampaui standar kompetensi yang telah ditetapkan melalui kurikulum yang diberlakukan dengan demikian, yang ada seharusnya kelompok berprestasi yaitu kelompok yang mampu mengangkat setiap anggota kelompoknya memberikan kontribusi mencapai nilai perkembangan kelompok yang paling maksimal melalui belajar kelompok.
            Suatu model pembelajaran mengakomodir kepentingan bersama adalah model pembelajaran kooperatif. Apa sebenarnya pembelajaran kooperatif ditegaskan oleh Slavin (1994;2) sebagai berikut .
            Kooperatif adalah suatu gambaran kerjasama antara individu yang satu dengan lainnya dalam suatu ikatan tertentu. Ikatan-ikatan tersebut yang menyebabkan antara satu dengan yang lainnya merasa berada dalam satu tempat dengan tujua-tujuan yang secarabersama-sama diharapkan oleh setiap orang yang berada dalam iaktan itu. Pemikiran tersebtu hanya merupakan suatu gambaran sederhana apa yang tersirat tentang kooperatif.
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang berlandakna konstruktivis. Konstruktivisme dalam pembelajaran kooperatif seperti yang dikemukakan oleh Nur (2001;3) daalah bahwa sisiwa mampu menemukan dan memahami konsep-konsep sulit jika merka saling menduskusikan masalah tersebtu dengan temanya. Di dalam model pembelajaran tersebut pada aspek masarakat belajar diharakan bahwa setiap indvidu dalam kelompok harus berperan agar tujuan yang telah dgariskan dapat tercapai.
            Uraian diatas memberi kejelasan bawa pembelajaran kooperatif mengacu pada berbagai metode pembelajaran dimana siswa bekerja didalam kelompok kecil secara bertahap harus berusaha meningkatkan keterampilan kooperatifnya sehingga mampu ssecara optimal mencapai tujuan pembelajran yang sudah diinformasikan.
            Akan tetapi proses belajar yang ada sekarang masih mengacu pada pembelajaran yang masih bersifat tradisional dalam arti guru menyampaikan materi pelajran hanya dengan ceramah sehingga peran guru sangat dominan dan siswa tidak pernah terlibat langsung didalam proses pemblejaran. Siswa menjadi peserta didik yang pasif karena mereka hanya membayangkan materi pelajaran yang akan diajarkan tanpa adanya pemahaman konsep yang dibangun sendiri oleh siswa. Agar suatu konsep tersebut masuk kememori jangka panjang siswa, salah satu cara yaitu siswa harus membangun konsep tersebut melalui percobaan yang dilakukan dengan bekerjasama dalam suatu kelompok.
            Untuk mengatasi masalah diatas mengharuskan kesadaran guru untuk mengubah cara pembelajran tradisional menjadi pembelajaran yang inovatif. Dan salah satu model pembelajaran yang mungkin dapat mengatasi keadaan tersebut adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menghendaki siswa untuk saling bekerjasama, berinteraksi dan berkomunikasi dalam menyelesaikan tugas, sehingga pembelajran yang terjadi tidak berpusat dan konsep yang diajarkan masuk ke memori jangka panjang siswa. Untuk emndukung model pembelajaran ini dan konsep yang diajarkan lebih bermakna bagi siswa diperlukan suatu pendekatan. Salah satu pendekatan yang mungkin dapat diterapkan dikelas tersebut adalah pendekatan kontruktivisme, karena berdasarkan teori kontruktivisme bahwa siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit jika mereka salling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya (Nur,dkk.1998).
            Dari kondisi objektif tersebut, peneliti bermaksud mengadakan penelitian tentang :  “Peningkatan keterampilan membaca pemahaman isi bacaan melalui metode kooperatif tipe STAD” .
            Dari berbagai observasi yang pernah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya dapat diketahui bahwa metode yang dilakukan oleh beberapa sekolah dalam upaya meningkatan keterampilan membaca dan pemahaman isi bacaan adalah sebagai berikut  :
1.      pembelajaran membaca masih menggunakan model yang kurang inovatif.
2.      kekurang inovatifan tersebut menjadikan kegiatan membaca siswa hanya terbatas pada tugas yang diberikan.
3.      kurangnya membaca siswa menjadikan rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap isi bacaan yang dibaca. Mereka dapat mengerjakan pertanyaa isi bacaan hanya apabila siswa diberi kesempatan untuk membuka-membuka kembali bacaan.
4.      rendahnya tingkat pemahaman siswa menjadikan mereka kurang mampu mengungkapkan kembali isi cerita baik secara lisan maupun  secara tulisan dengan menggunakan bahasa siswa sendiri.
Bertolak dari hasil observasi tersebut diatas, penulis ingin melakukan penelitian tindakan kelas. Penelitian tersebut difokuskan pada penelitian peningkatan keterampilan membaca dan pemahaman isi bacaan melalui model STAD. Jalan keluar yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada adalah pemberian alternative pelaksanaan pembelajaran membaca dengan model dan teknik yang berbeda. Disamping itu, model yang diambil harus menggambarkan tingkat pemahaman siswa yang menyeluruh baik pada pemahama isi yang ditujukkan dengan kemampuan mengerjakan kuis maupun kemampuan siswa mengungkapkan kembali isi bacaan baik secara lisan maupun secara tulisan.
Melihat fenomena yang banyak terjadi dikalangan siswa tentang keterampilan membaca pemahaman isi bacaan, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Isi Bacaan Melalui Metode Kooperatif tipe STAD.


B.PERMASALAHAN
1.      Perumusan Masalah
Membaca pemahaman bukanlah satu-satunya penyebab nilai siswa rendah, banyak factor lain yang ikut menentukan. Kompleksnya permasalahan dan terbatasnya berbagai hal maka difokuskan pada salah satu factor penyebab yang berhubungan dengan tingkat kemampuan membaca pemahaman siswa. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1.      Bagaimana peningkatan keterampilan membaca pemahaman dengan metode kooperatif tipe STAD. ?
2.      Bagaimana peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa di SMP dengan diterapkannyan model STAD. ?
    2.   Penegasan Konsep Variabel
         Untuk menghindari salah tafsir terhadap penelitian yang peneliti paparkan, maka perlu adanya konsep variable sebagai batasan operasionalnya. Variable penelitian adalah menjelaskan tentng apa yang akan diteliti. Variabel adalah suatu atribut atasu sifat atau niali dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dari definisi tersebut diatas, dalam penelitian ini terdapat dua variable, yaitu peningkatan keterampialn membaca sebagai varibel pertama, dan pemahaman isi bacaan sebagai variable yang kedua.
 3.   Deskripsi Masalah
         Dari permasalahn diatas, dapat penulis deskripsikan seebagai berikut, bagi masyarakat yang hidup dalam babakan pasca industri, atau yang lazim disebut era sumber daya manusia, seperti sekarang ini, kemahiran membaca dan menulis atau yang lazim disebut literacy memang telah dirasakan sebagai condition sine quano alias prasyarat yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.
         Sebagai sebuah bukti, konon para ahli ekonomi telah membaut prakiraan bahwa kehidupan perekonomian mendatang akan menemukan sumber kekautan pada kegiatan-kegiatan yang bertalian dengan suatu sumber daya yang ahnya ada pada manusia, yakni daya nalarnya. Sebab daya nalar tersebut merupakan sumber utama yang dimiliki oleh manusia untuk  berkreasi dan beradaptasi agar mareka mampu memacu kehidupan dalam jaman tegnologi yang semakin canggih dan berkembang ini. Nakarmanusia akan berkembang secara maksimal jika ia diasah melalui pendidikan. Dan jantung dari pendidikan adalah kegiatan berliterasi atau kegiatan baca-tulis. Dengan demikian kedudukan kemahiran berliterasi pada abad informasi seperti sekarang ini sesungguhnya merupakan modal utama bagi siapa saja yang berkehendak meningkatkan kemampuan serta kesejahteraan pernghidupannya.
         Membaca bukanlah suatu kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan suatu sintesis berbagai proses yang tergabung kedalam suatu sikap pemabca yang aktif. Proses membaca yakni membaca sebagai proses psikologi, membaca sebagai proses sensori, membaca sebagai proses perceptual, membaca sebagai proses perkembangan, dan membaca sebagai proses perkembangan keterampilan.
4.   Batasan Masalah
   Membaca sebagai suatu proses psikologis, ada beberapa factor internal yang berkaitan erat dengan proses membaca, diantaranya intelegensia, usia, mental, bahasa, kpribadian, sikap, kemampuan persepsi dan tingkat kemampuan membaca anak. Factor eksternal yang sering dikaitkan dengan keterampilan membaca adalah factor social ekonomi. Kenyataan menyebutkan siswa-siswi SMP yang berasal dari golongan ekonomi menengah keatas mempunyai kemampuan membaca pemahaman yang rendah. Failitas audio visual dirumah menyebabkan siswa kurang berminat membaca.
Untuk memenuhi tujuan tersebut peranan pendidikan sangat menentukan, maka harus disusun teknik pengajaran yang mampu meningkatkan keterampilan membaca. Teknik pengjaran menyangkut cara mengajarkan sebuah mata pelajaran dalam proses belajar mengajar. Istilah teknik berasal dari bahasa inggris technique yang antara lain berarti keterampialn dalam suatu cabang seni atau kiat dalam melakukan kegiatan tertentu. Pengertian ini ada kaitannya dengan pengertian teknik dalam pengajaran bahasa,yang mengacu pada implementasi perencaan pembelajaran dikelas. Teknik mengajar dapat berupa berbagai macam cara atau kegiatan untuk menyajikan pelajaran didepan kelas. Teknik pelajaran bergantung pada guru, pada kiatnya secara individu serta bergantung pula pada kondisi serta situasi kelas. Problema-problema tertentu mungkin dapat ditangani dengan baik dengan teknik yang berbeda.
Peneliti melihat berbagai minat dan tujuan mereka itu bervariasi, maka perlu dicari teknik pemblejaran yang lebih efektifdigunakan untuk kondisi tertentu. Teknik/model yang tepat untuk mencapai tujuan ini memerlukan pengkajian berbagai motodolgi dan strategi pembelajaran. Setelah peneliti menguraikan berbagai permasalahan yang sebenarnya termasuk dalam lingkup tema permalsahan, peneliti mencoba memusatkan perhatian pada teknik/model STAD untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa-siswi SMP.
C. TUJUAN PEMBAHASAN
         Penelitian tentang penerapan koooperatif model STAD dalam pembelajaran membaca pemahaman isi bacaan adalah :
a.       Mengetahui peningkatan membaca pemahaman siswa yang ditunjukkan dengan kemampuan siswa membuat pertanyaan bacaan dan kemampuan mencetiakan kembali isi cerita baik secara lisan maupun secara tulisan.
b.      Mencobakan alternative model pembelajaran yang lebih inovatif
c.       Mengintegrasikan pembeljaran membaca dengan keterampilan berbahasa lain.
Tujuan diatas adalah tujuan secara umum sedangkan tujuan secara khusus adalah :
a.       Meningkatkan kemampuan membaca pada anak
b.      Meningkatkan kemampuan memaknai kalimat
c.       Meningkatkan kemampuan memaknai bacaan.
D. PENGERTIAN ISTILAH DALAM JUDUL
            Terkait beberapa isitilah yang menjadi kata kunci dalam judul penelitian ini, maka perlu diberi pengertian yang jelas agar tidak terjaid salah tafsir yaitu :
1.      Peningkatan usaha atau syarat untuk menyampaikan suatu maksud. Peningkatan juga diartikan upaya / usaha untuk melakukan suatu hal atau kegiatan yang betujuan.
2.      Model pembelajaran kooperatif tipe STAD diperoleh beberapa temuan anatara lain guru dalam mengelola pembelajaran cukup baik. Dan dapat meningkatkan aktifitas guru dan siswa selama pembelajaran, guru mampu melatihkan keterampilan proses dengan baik, mengubah pembelajaran dari teacher center  menjadi student centered. Serta dapat meningkatkan proporsi jawaban benar siswa. Hasil belajar yang diajar dengan pendekatan keterampilan proses dalam setting pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik disbanding pembelajaran yang tidak menggunakan pebelajaran kooperatif.
3.      Membaca adalah proses untuk memperoleh pengertian dari kombinasi beberapa huruf dan kata. Menurut Juel (1988 : 80) mengatikan bahwa membaca adalah proses untuk mengenal kata dan memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bacaan. Membaca juga diartikan kegiatan menelusuri,memahami hingga mengeksplorasi rangkaian huruf-huruf dalam tulisan atau bacaan bahkan gambar.
4.      Bacaan adalah berupa buku / sebagainya untk dibaca atau diartikan sebagai penafsiran sebuah kalimat, memahami isi bacaan berarti mengerti secara keseluruhan melalui proses penelaahan suatu makna daru runtutan kalimat yang tersusun darikata-kata yang saling berhubungan dalam suatu bacaan.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
      Sistematika penulisan bertujuan untuk memberikan gambaran secara urut dan memudahkan pelaksanaan penelitian. Sistematika penulisan yang dibuat oleh penulis sebagai berikut :
      Bab I pendahuluan berisi latar belakang, permasalahan, batasan masalah, rumusan masalah, penegasan konsep variabel, deskripsi masalah, batsan masalah, tujuan pembahasan, pengertian istilah dalam judul, dan sistematika penulisan. Pada bagian kedua adalah Bab II tentang kajian pustaka. Isinya tentang bahasa teori. Pada bagian ketiga adalah Bab III tentang penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.